Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • اردو
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • اردو
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Lagu-lagu, Komposisi, Puisi dan Pertunjukan Maha Guru Ching Hai (vegan), Bagian 27 dari Banyak Seri

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Setiap datangnya musim semi membangkitkan kenangan musim lampau, yang saat itu kenangan indah rumah lama dan orang-orang terkasih muncul kembali. Semua tetap berada di hati kita sebagai permata yang berharga dalam hidup. “Oh, betapa aku merindukan rumah jerami dulu! Ibu, rambutnya mulai memutih, lembut bagaikan rindangnya pohon kelapa, Ayah, berwibawa bagaikan raja-raja suci di zamannya, Dan hidangan lezat Nenek yang menghangatkan musim dingin yang hujan!” Kerinduan akan kampung halaman hanya akan menambah rasa sepi di tanah asing, bagai hawa dingin yang menusuk jiwa. “Aku berdiri di tengah-tengah negara Barat yang diselimuti salju, Merana mencari rumput di tepi Sungai Perfume yang berangin! Surga pun iba dan meneteskan air mata, Menambah hawa dingin di hati seseorang yang jauh dari rumah!”

Master: Puisi ini dipersembahkan kepada orang-orang Âu Lạc (Vietnam). Saya tulis puisi ini pada tahun 1979, saat orang kami baru datang ke sini. Saya tergerak untuk tulis puisi ini.

Saudariku yang manis, pernahkah engkau bermimpi tentang bunga aprikot kuning di teras pada musim semi yang lalu? Kini aku ada di Barat, begitu jauh. Sangat rindu semuanya di hatiku!

Saudaraku terkasih, pernahkah engkau bermimpi tentang gaun sutra, sepatu brokat, dan petasan merah di seluruh kota? Wanita muda, rambut panjangnya berkibar tertiup angin, Berjalan santai di atas rumput zamrud, kenangan lembut...

Tadi malam aku bermimpi tentang kampung halamanku Bertemu saudara-saudariku, banyak sekali yang harus kuceritakan! Di samping semangkuk sup bayam yang gurih Dan lagu pengantar tidur yang merdu seperti irama ayunan tempat tidur gantung...

Oh, betapa aku merindukan rumah jerami yang lama! Ibu, rambutnya mulai memutih, lembut bagai rindangnya pohon kelapa, Ayah, berwibawa bagai raja-raja suci di zamannya, Dan hidangan lezat Nenek yang menghangatkan musim dingin yang hujan!

Dan saudara-saudari dan sawah yang harum Dan kisah cinta masa remaja yang lampau bagaikan refrain yang menyedihkan! Semuanya tersapu oleh sungai perang yang berdarah, Terlarut dalam malam kekacauan yang telah lama berlalu.

Aku berdiri di tengah negara Barat yang diselimuti salju, Merana mencari rumput di tepi Sungai Perfume yang berangin! Surga pun iba dan meneteskan air mata, Menambah hawa dingin di hati seseorang yang jauh dari rumah!

Musim dingin yang dingin, hujan dan berangin telah berlalu; musim semi tiba-tiba bagaikan tawa riang, lagu gembira, kuncup kehidupan yang mulai bersemi. Inti dari musim semi ada di mana-mana, memenuhi dunia dan hati manusia. Keindahan dalam suara tawa Hidup kita dipenuhi cinta yang membahagiakan Musim semi membawa kebahagiaan dalam hidup.

Master: Musim semi telah tiba, mempersembahkan ribuan bunga ke dunia. Gembira di kala fajar, burung berkicau riang di mana-mana Begitu indah dalam suara tawa Hidup kita dipenuhi cinta bahagia Musim semi membawa kebahagiaan dalam kehidupan. Di bawah sinar mentari musim semi bersemi Bunga-bunga bergoyang lembut, tersenyum malu dengan berbagai macam sumber kehidupan Kupu-kupu terpesona dalam cinta yang manis Langit biru dihiasi Sekawanan burung terbang tinggi, bernyanyi dengan riang menyambut sinar mentari yang cemerlang Menunggu angin yang kembali hatiku lembut seperti simfoni Musim semi membawa kegembiraan mencerahkan hari-hari muda Kesedihan memudar, cinta untuk hidup meluap Berharap untuk musim semi yang riang dan damai

Ketika cinta itu tanpa syarat tak berubah dr kehidupan ke kehidupan, maka cinta itu sungguh indah. Cinta semacam itu tenangkan jiwa seseorang bagaikan melodi lembut, semilir angin yang membelai, cahaya bulan puitis di alam halus.

Master: Tadi malam aku memimpikan siluetmu memainkan melodi lembut Udara tenang seakan meninabobokan penuh cinta Rambutmu berkibar lembut, rembulan membelai angin Mencintaimu, aku memahat musik saat matamu menatap ke kejauhan.

Aku mengagumi suara nyanyianmu, lembut bagai janji yang memenuhi segala harapan. Aku paviliun terpencil dan kau cahaya bulan yang menyinari segudang pikiran puitis. Betapa aku ingin mengatakan beberapa kata kasih sayang. Hatiku yang sedingin es enggan menyampaikan kerinduan yang telah lama.

Aku telah berjanji untuk menemuimu sejak ribuan kehidupan lalu. Betapa aku merindukanmu melalui banyak reinkarnasi! Musiknya tetap bertahan karena refrain yang bertahan Ke mana alunanmu membawaku?

Resonansi nyanyianmu membangkitkan kerinduan di hatiku Dalam ekstase, aku teringat bibirmu yang bergetar dalam mimpi semalam Aku ingin menjadi awan yang melayang bersama angin Membawaku ke alam halus kebahagiaan abadi…

Setiap orang memiliki “rumah” yang ingin mereka kunjungi kembali; di situlah hati mereka berada; Di sanalah mereka akan bertemu kembali dengan cinta sejati mereka. Dengan itu orang akan temukan kebahagiaan & kepuasan selamanya. “Bawa aku menjauh dari rasa sakitku Bawa aku pulang ke redwood. Bawalah aku pulang ke hujan musim gugur, Bawalah aku pulang, ke tempat hatiku berada.”

Kerry Walsh: Bunga kuning, bunga biru, Berjalan di musim panas dalam mimpi liar, Menghitung bunga, memanggil namamu... Cakrawala jauh, aliran pelangi...

Berapa mil ke sisi Barat? Berapa mil ke Surga? Berapa mil ke jantungmu? Berapa mil lagi yang harus ditambang?

Bunga musim semi, bulan Mei, Memadukan empat musim jadi satu. Anyam daun kering di bulan Agustus, Kirimkan sebagai pengganti surat....

Sungai yang sepi, aliran sungai yang sepi, Berjalan di musim dingin dalam lamunan. Menghitung hujan salju, memanggil namamu Matahari mati di bukit pada malam Ratu....

Berapa mil lagi menuju musim panas? Berapa mil lagi sampai ke musim semi? Berapa bulan untuk satu Agustus Emas? Berapa hari untuk satu Detik yang Mulia?

Gunung yang sepi, bukit yang sepi... Temukan cuaca dingin musim gugur! Mengirim angin ke Branenburg... Membawa kenangan tanggal dua belas Agustus.

Kereta Rosenheim, kereta Rosenheim! Jauhkanlah aku dari rasa sakitku. Bawalah aku pulang ke redwood. Bawalah aku pulang ke hujan musim gugur, Bawalah aku pulang, tempat hatiku berada. Bawalah aku pulang, tempat hatiku berada.
Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (27/27)
Tonton Lebih Banyak
Daftar Putar  (1/27)
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android